BAB I
PENDAHULUAN
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT. Yang telah memberi
kita semua rahmat dan hidayahnya sehingga makalah yang kami buat mampu kami
kerjakan dengan tepat namun mungkin
masih banyak kesalahan- kesalahan baik dari susunan kata atau maupun kalimat
yang tidak baku nantinya. Hanya dengan kehendak ilahilah sehingga semuanya ini
dapat berjalan dengan baik.
Sholawat
serta salam atas junjungan nabi besar kita nabiullah MUHAMMAD SAW. Nabi panutan
kita semua yang menjunjung tinggi nilai pendidikan oleh sebab itu kita semua
sampai pada proses perkuliahan yang memang rasulullah telah menganjurkan kepada
umatnya untuk setiap kaum muslimin
menuntut ilmu setinggi-tingginya.
Makalah
yang kami susun ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua terkhusus bagi
kelompok kami sendiri.Hasil kerja sama kami dengan penuh semangat akhirnya
makalah ini telah tersusun rapih, tepat, dan terperinci.
Makalah
yang kami buat ini untuk memenuhi tugas kelompok kami dengan mata ajar kuliah
“askep sistem cardiovesikuler” oleh hasrianto
Sekali
lagi kami dari kelompok III mengucapkan permohonan maaf jika nantinya ada
terdapat kesalahan baik dari segi penulisan atau dari segi kata – kata, karena
kami juga semua manusia biasa yang pasti punya kekurangan – kekurangan.
1.1 Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut :
1.1.1
Apakah pengertian dari Angina Pektoris ?
1.1.2 Ada
berapakah jenis Angina Pektoris?
1.1.3 Apa
etiologi dari Angina Pektoris?
1.1.4
Bagaimanakah manifestasi klinis dari Angina Pektoris ?
1.1.5 Apa
saja pemeriksaan penunjang dari Angina Pektoris ?
1.1.6
Bagaimanakah asuhan keperawatan dari Angina Pektoris ?
1.2 Tujuan
1.2.1
Mengerti Pengertian dari Angina Pektoris
1.2.2
Menjelaskan Jenis dari Angina Pektoris
1.2.3
Menjelaskan Etiologi dari Angina Pektoris
1.2.4
Menjelaskan Manifestasi Klinis dari Angina Pektoris
1.2.5
Menjelaskan Pemeriksaan Penunjang dari Angina Pektoris
1.2.6
Menjelaskan Asuhan Keperawatan dari Angina Pektoris
BAB II
PEMBAHASAN
AGINA
PEKTORIS
1.
PENGERTIAN
1. Angina pektoris adalah
nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau
reversibel. (Dasar-dasar keperawatan
kardiotorasik, 1993)
2.
Angina pektoris adalah suatu sindroma
kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti
ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah
kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas
berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah
Noer, 1996)
3.
Angina pektoris adalah suatu istilah
yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya
terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler)
2. TIPE/
MACAM SERANGAN ANGINA PICTORIS
i.
Angina Pektoris Stabil
q .Nyeri
segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
q Durasi
nyeri 3 – 15 menit.
q Sakit dada timbul setelah melakukan
aktivitas.
q Bersifat stabil tidak ada perubahan
serangan dalam angina selama 30 hari.
q Pada phisical assessment tidak selalu
membantu dalam menegakkan diagnosa.
ii.
Angina Pektoris Tidak Stabil
q Sifat,
tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris stabil.
q Adurasi
serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
q Pencetus
dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.
q Kurang
responsif terhadap nitrat.
q Lebih
sering ditemukan depresisegmen ST.
q Dapat
disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit
yang beragregasi.
q Timbul waktu istirahat/kerja ringan.
q Fisical assessment tidak membantu.
q EKG:
Deviasi segment ST depresi atau elevasi.
iii.
Angina Prinzmental (Angina Varian).
q Sakit
dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.
q Nyeri
disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.
q EKG
menunjukkan elevaasi segmen ST.
q Cenderung
berkembang menjadi infaark miokard akut.
q Dapat
terjadi aritmia.
3.
ETIOLOGI
Ø Arterosklerosis
Ø Aorta insufisiensi
Ø Spasme arteri koroner
Ø Anemi berat.
Ø Artritis
4.MANIFESTASI
KLINIS
1
.Nyeri
dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter
skapula atau lengan kiri.
2.
Kualitas
nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas,
kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
3.
Durasi
nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.
4.
Nyeri
hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
5.
Gejala
penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin,
palpitasi, dizzines.
6.
Gambaran
EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
7.
Gambaran
EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.
5. PATOFISIOLOGI
Angina pectoris
merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh aliran darah ke arteri miokard
berkurang sehingga ketidakseimbangan terjadi antara suplay O2 ke miokardium yang
dapat menimbulkan iskemia, yang dapat menimbulkan nyeri yang kemungkinan akibat
dari perubahan metabolisme aerobik menjadi anaerob yang menghasilkan asam
laktat yang merangsang timbulnya nyeri.
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada
ketidakadekuatan suply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena
kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis
koroner). Tidak diketahui secara pasti
apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang
bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis. Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri
koroner yang paling sering ditemukan.
Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen
juga meningkat. Apabila kebutuhan
meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan
lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner
mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat
berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka
terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
6.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/ PENUNJANG
• Elektrokardiogram
Gambaran
elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan pada waktu
serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan
bahwa pasien pernah mendapat infark moikard pada masa lampau. Kadang-kadang EKG
menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina.
Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak
khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST
dan gelombang T menjadi negatif.
• Foto Rontgen Dada
Foto rontgen dada
seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada pasien
hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang-kadang tampak adanya
kalsifikasi arkus aorta.
• Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium
tidak begitu penting dalam diagnosis angina pectoris. Walaupun demikian untuk
menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut maka sering dilakukan
pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada infark
jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid
darah seperti kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida perlu dilakukan
untuk menemukan faktor resiko seperti hiperlipidemia dan pemeriksaan gula darah
perlu dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yahng juga merupakan faktor
risiko bagi pasien angina pectoris.
• Uji Latihan Jasmani
Karena pada angina
pectoris gambaran EKG seringkalimasih normal, maka seringkali perlu dibuat
suatu ujian jasmani. Pada uji jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu istirahat
lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan alat treadmill atau sepeda
ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung maksimal atau submaksimal
dan selama latihan EKG di monitor demikian pula setelah selesai EKG terus di
monitor. Tes dianggap positif bila didapatkan depresi segmen ST sebesar 1 mm
atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih-lebih bila disamping
depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu serangan, maka
kemungkinan besar pasien memang menderita angina pectoris.
Di tempat yang tidak
memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan dengan cara Master,
yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan EKG sebelum
dan sesudah melakukan latihan tersebut.
• Thallium Exercise Myocardial Imaging
Pemeriksaan ini dilakukan
bersama-sama ujian latihan jasmani dan dapat menambah sensifitas dan spesifitas
uji latihan.thallium 201 disuntikkan secara intravena pada puncak latihan,
kemudian dilakukan pemeriksaan scanning jantung segera setelah latihan
dihentikan dan diulang kembali setelah pasien sehat dan kembali normal. Bila ada
iskemia maka akan tampak cold spot pada daerah yang yang menderita iskemia pada
waktu latihan dan menjadi normal setelah pasien istirahat. Pemeriksaan ini juga
menunjukkan bagian otot jantung yang menderita iskemia.
7. FAKTOR
PENCETUS SERANGAN
Faktor pencetus yang dapat menimbulkan
serangan antara lain :
1.
Emosi
2.
Stress
3.
Kerja fisik terlalu berat
4.
Hawa terlalu panas dan lembab
5.
Terlalu kenyang
6.
Banyak merokok
8. KONSEP KEPERAWATAN
a.pengkajian
Data spesifik yang berhubungan dengan nyeri
yaitu:
a. Letak.
Nyeri dada, sternal/sub esternal pada dada sebelah kiri menjalar
ke leher, rahang, lengan
kiri, lengan kanan, punggung. Nyeri dapat timbul pada
epigastrium, gigi dan bahu.
b. Kualitas nyeri.
Nyeri seperti mencekik atau rasa berat dalam dada terasa seperti
di tekan benda berat.
c. Lamanya serangan.
Rasa nyeri singkat 1-5 menit atau lebih dari 20 menit berarti
infark.
d. Gejala yang menyertai.
Gelisah, mual, diaporesis kadang-kadang.
e. Hubungan dengan aktivitas.
Timbul saat aktivitas, hilang bila aktivitas
dihentikan/istirahat.
Data lain yang dijumpai:
a. Perilaku pasien.
Perhatikan terjadinya diaphoresis, orang dengan angina kadang
terlihat memegang
sternum pada waktu serangan.
b. Perubahan gejala vital.
c. Perubahan cardiac.
d.
Pola serangan angina.
b. diagnosa keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan:
- Menurunnya aliran darah otot jantung.
- Meningkatnya beban kerja jantung.
- Nyeri
akut berhubungan dengan iskemik miokard.
-
Intoleransi
aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.
-
Kurang
pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi.
- Cemas
berhubungan dengan rasa takut akan kematian
- Potensial terjadi ketidakpatuhan
terhadap terapuitik berhubuangan dengan tidak mau menerima perubahan pola hidup
yang sesuai..
c. intervensi
1.) Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila
terjadi nyeri dada.
2.) Kaji dan catat respon pasien dan efek
obat.
3.) Identifikasi terjadinya pencetus, bila ada: frekuensi
durasinya, intensitasnya dan
lokasi nyeri.
4.) Observasi gejala yang berhubungan, misalnya dispnea, mual,
muntah, pusing,
palpitasi, keinginan berkemih.
5.) Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan atau
lengan (khususnya pada sisi kiri).
6.) Letakkan pasien pada istirahat total selama episode angina.
7.) Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek.
8.) Pantau kecepatan/irama jantung.
9.) Pantau tanda vital tiap 5 menit selama
serangan angina.
10.) Temani klien yang mengalami nyeri atau
tampak cemas.
11.) Pertahankan lingkungan yang nyaman, batasi pengunjung.
12.) Berikan makanan lunak, biarkan pasien istirahat selama 1
jam setelah makan
FOKUS INTERVENSI
1.Nyeri akut berhubungan dengan
iskemik miokard.
Intervensi
:
q Kaji
gambaran dan faktor-faktor yang memperburuk nyeri.
q Letakkan
klien pada istirahat total selama episode angina (24-30 jam pertama) dengan
posisi semi fowler.
q Observasi
tanda vital tiap 5 menit setiap serangan angina.
q Ciptakanlingkunan
yang tenang, batasi pengunjung bila perlu.
q Berikan
makanan lembut dan biarkan klien istirahat 1 jam setelah makan.
q Tinggal
dengan klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas.
q Ajarkan
tehnik distraksi dan relaksasi.
q Kolaborasi
pengobatan.
2.Intoleransi aktifitas
berhubungan dengan kurangnya curah jantung.
Intervensi
:
q Pertahankan
tirah baring pada posisi yang nyaman.
q Berikan
periode istirahat adekuat, bantu dalam pemenuhan aktifitas perawatan diri
sesuai indikasi.
q Catat
warna kulit dan kualittas nadi.
q Tingkatkan
katifitas klien secara teratur.
q Pantau
EKG dengan sering.
3.Ansietas berhubungan dengan
rasa takut akan ancaman kematian yang tiba-tiba.
Intervensi
:
q Jelaskan
semua prosedur tindakan.
q Tingkatkan
ekspresi perasaan dan takut.
q Dorong
keluarga dan teman utnuk menganggap klien seperti sebelumnya.
q Beritahu
klien program medis yang telah dibuat untuk menurunkan/membatasi serangan akan
datang dan meningkatkan stabilitas jantung.
q Kolaborasi.
4.Kurang pengetahuan (kebutuhan
belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya
informasi.
Intervensi
:
q Tekankan
perlunya mencegah serangan angina.
q Dorong
untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus episode angina.
q Kaji
pentingnya kontrol berat badan, menghentikan kebiasaan merokok, perubahan diet
dan olah raga.
q Tunjukkan/
dorong klien untuk memantau nadi sendiri selama aktifitas, hindari tegangan.
q Diskusikan
langkah yang diambil bila terjadi serangan angina.
q Dorong
klien untuk mengikuti program yang telah ditentukan.
d. evaluasi
Hasil yang diharapkan :
1. Bebas dari nyeri.
2. Menunjukkan penurunan
kecemasan
a. Memahami penyakit dan
tujuan perawatannya.
b. Mematuhi semua aturan
medis.
c. Mengetahui kapan harus
meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya berubah.
d. Menghindari tinggal
sendiri saat terjadinya episode nyeri.
3. Memahami cara mencegah
komplikasi dan menunjukkan tanda-tanda bebas dari komplikasi
a. Menjelaskan proses
terjadinya angina
b. Menjelaskan alasan
tindakan pencegahan komplikasi
c. EKG dan kadar enzim
jantung normal
d. Bebas dari tanda dan
gejala infark miokardium akut
4. Mematuhi program
perawatan diri
a. Menunjukkan pemahaman
mengenai terapi farmakologi
b. Kebiasaan sehari-hari
mencerminkan penyesuaian gaya hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar