Minggu, 24 Juni 2012

PENYAKIT ANGINA PECTORIS


         BAB I
PENDAHULUAN
            Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT. Yang telah memberi kita semua rahmat dan hidayahnya sehingga makalah yang kami buat mampu kami kerjakan dengan tepat namun mungkin masih banyak kesalahan- kesalahan baik dari susunan kata atau maupun kalimat yang tidak baku nantinya. Hanya dengan kehendak ilahilah sehingga semuanya ini dapat berjalan dengan baik.
            Sholawat serta salam atas junjungan nabi besar kita nabiullah MUHAMMAD SAW. Nabi panutan kita semua yang menjunjung tinggi nilai pendidikan oleh sebab itu kita semua sampai pada proses perkuliahan yang memang rasulullah telah menganjurkan kepada umatnya untuk setiap kaum muslimin  menuntut ilmu setinggi-tingginya.
            Makalah yang kami susun ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua terkhusus bagi kelompok kami sendiri.Hasil kerja sama kami dengan penuh semangat akhirnya makalah ini telah tersusun rapih, tepat, dan terperinci.
            Makalah yang kami buat ini untuk memenuhi tugas kelompok kami dengan mata ajar kuliah “askep sistem cardiovesikuler” oleh hasrianto
            Sekali lagi kami dari kelompok III mengucapkan permohonan maaf jika nantinya ada terdapat kesalahan baik dari segi penulisan atau dari segi kata – kata, karena kami juga semua manusia biasa yang pasti punya kekurangan – kekurangan.
 1.1 Rumusan Masalah
      Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
 1.1.1 Apakah pengertian dari Angina Pektoris ?
 1.1.2 Ada berapakah jenis Angina Pektoris?
 1.1.3 Apa etiologi dari Angina Pektoris?
 1.1.4 Bagaimanakah manifestasi klinis dari Angina Pektoris ?
 1.1.5 Apa saja pemeriksaan penunjang dari Angina Pektoris ?
 1.1.6 Bagaimanakah asuhan keperawatan dari Angina Pektoris ?
1.2 Tujuan
 1.2.1 Mengerti Pengertian dari Angina Pektoris
 1.2.2 Menjelaskan Jenis dari Angina Pektoris
 1.2.3 Menjelaskan Etiologi dari Angina Pektoris
 1.2.4 Menjelaskan Manifestasi Klinis dari Angina Pektoris
 1.2.5 Menjelaskan Pemeriksaan Penunjang dari Angina Pektoris
 1.2.6 Menjelaskan Asuhan Keperawatan dari Angina Pektoris
                                                           
           















                                                                  BAB II
                                                         PEMBAHASAN
    AGINA PEKTORIS
1.      PENGERTIAN
1.      Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena iskemik miokard dan bersifat sementara atau reversibel.  (Dasar-dasar keperawatan kardiotorasik, 1993)
2.      Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang bila aktifitas berhenti.  (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)
3.      Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler)
2.      TIPE/ MACAM SERANGAN ANGINA PICTORIS
                     i.            Angina Pektoris Stabil
q  .Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
q  Durasi nyeri 3 – 15 menit.
q  Sakit dada timbul setelah melakukan aktivitas.
q  Bersifat stabil tidak ada perubahan serangan dalam angina selama 30 hari.
q  Pada phisical assessment tidak selalu membantu dalam menegakkan diagnosa.

                   ii.            Angina Pektoris Tidak Stabil
q  Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina pektoris stabil.
q  Adurasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
q  Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas ringan.
q  Kurang responsif terhadap nitrat.
q  Lebih sering ditemukan depresisegmen ST.
q  Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau trombosit yang beragregasi.
q   Timbul waktu istirahat/kerja ringan.
q   Fisical assessment tidak membantu.
q   EKG: Deviasi segment ST depresi atau elevasi.
                  iii.            Angina Prinzmental (Angina Varian).
q  Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.
q  Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.
q  EKG menunjukkan elevaasi segmen ST.
q  Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut.
q  Dapat terjadi aritmia.
3.      ETIOLOGI
Ø Arterosklerosis
Ø Aorta insufisiensi
Ø Spasme arteri koroner
Ø Anemi berat.
Ø Artritis
4.MANIFESTASI KLINIS
1 .Nyeri dada substernal ataru retrosternal menjalar ke leher, tenggorokan daerah inter skapula atau lengan kiri.
2. Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa panas, kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest discomfort).
3. Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih daari 30 menit.
4. Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
5. Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi, dizzines.
6. Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
7. Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.
5. PATOFISIOLOGI

Angina pectoris merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh aliran darah ke arteri miokard berkurang sehingga ketidakseimbangan terjadi antara suplay O2 ke miokardium yang dapat menimbulkan iskemia, yang dapat menimbulkan nyeri yang kemungkinan akibat dari perubahan metabolisme aerobik menjadi anaerob yang menghasilkan asam laktat yang merangsang timbulnya nyeri.
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner).  Tidak diketahui secara pasti apa penyebab ateriosklerosis, namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan ateriosklerosis.  Ateriosklerosis merupakan penyakir arteri koroner yang paling sering ditemukan.  Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat.  Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/ PENUNJANG
• Elektrokardiogram
 Gambaran elektrokardiogram (EKG) yang dibuat pada waktu istirahat dan bukan pada waktu serangan angina seringkali masih normal. Gambaran EKG kadang-kadang menunjukkan bahwa pasien pernah mendapat infark moikard pada masa lampau. Kadang-kadang EKG menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan angina. Kadang-kadang EKG menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada waktu serangan angina, EKG akan menunjukkan adanya depresi segmen ST dan gelombang T menjadi negatif.

• Foto Rontgen Dada
 Foto rontgen dada seringkali menunjukkan bentuk jantung yang normal, tetapi pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung yang membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta.

• Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis angina pectoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut maka sering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. Enzim tersebut akan meninggi pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida perlu dilakukan untuk menemukan faktor resiko seperti hiperlipidemia dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk menemukan diabetes mellitus yahng juga merupakan faktor risiko bagi pasien angina pectoris.

• Uji Latihan Jasmani
 Karena pada angina pectoris gambaran EKG seringkalimasih normal, maka seringkali perlu dibuat suatu ujian jasmani. Pada uji jasmani tersebut dibuat EKG pada waktu istirahat lalu pasien disuruh melakukan latihan dengan alat treadmill atau sepeda ergometer sampai pasien mencapai kecepatan jantung maksimal atau submaksimal dan selama latihan EKG di monitor demikian pula setelah selesai EKG terus di monitor. Tes dianggap positif bila didapatkan depresi segmen ST sebesar 1 mm atau lebih pada waktu latihan atau sesudahnya. Lebih-lebih bila disamping depresi segmen ST juga timbul rasa sakit dada seperti pada waktu serangan, maka kemungkinan besar pasien memang menderita angina pectoris.
 Di tempat yang tidak memiliki treadmill, test latihan jasmani dapat dilakukan dengan cara Master, yaitu latihan dengan naik turun tangga dan dilakukan pemeriksaan EKG sebelum dan sesudah melakukan latihan tersebut.

• Thallium Exercise Myocardial Imaging
 Pemeriksaan ini dilakukan bersama-sama ujian latihan jasmani dan dapat menambah sensifitas dan spesifitas uji latihan.thallium 201 disuntikkan secara intravena pada puncak latihan, kemudian dilakukan pemeriksaan scanning jantung segera setelah latihan dihentikan dan diulang kembali setelah pasien sehat dan kembali normal. Bila ada iskemia maka akan tampak cold spot pada daerah yang yang menderita iskemia pada waktu latihan dan menjadi normal setelah pasien istirahat. Pemeriksaan ini juga menunjukkan bagian otot jantung yang menderita iskemia.

7. FAKTOR PENCETUS SERANGAN
Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan antara lain :
1.      Emosi
2.      Stress
3.      Kerja fisik terlalu berat
4.      Hawa terlalu panas dan lembab
5.      Terlalu kenyang
6.      Banyak merokok
8. KONSEP KEPERAWATAN
a.pengkajian
             Data spesifik yang berhubungan dengan nyeri yaitu:
a. Letak.
Nyeri dada, sternal/sub esternal pada dada sebelah kiri menjalar ke leher, rahang, lengan
kiri, lengan kanan, punggung. Nyeri dapat timbul pada epigastrium, gigi dan bahu.
b. Kualitas nyeri.
Nyeri seperti mencekik atau rasa berat dalam dada terasa seperti di tekan benda berat.
c. Lamanya serangan.
Rasa nyeri singkat 1-5 menit atau lebih dari 20 menit berarti infark.
d. Gejala yang menyertai.
Gelisah, mual, diaporesis kadang-kadang.
e. Hubungan dengan aktivitas.
Timbul saat aktivitas, hilang bila aktivitas dihentikan/istirahat.
Data lain yang dijumpai:
a. Perilaku pasien.
Perhatikan terjadinya diaphoresis, orang dengan angina kadang terlihat memegang
sternum pada waktu serangan.
b. Perubahan gejala vital.
c. Perubahan cardiac.
d. Pola serangan angina.
b. diagnosa keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan:
- Menurunnya aliran darah otot jantung.
- Meningkatnya beban kerja jantung.
- Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
- Intoleransi aktifitas berhubungan dengan berkurangnya curah jantung.
- Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
- Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian
 - Potensial terjadi ketidakpatuhan terhadap terapuitik berhubuangan dengan tidak mau menerima perubahan pola hidup yang sesuai..
c. intervensi
1.) Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila terjadi nyeri dada.
2.) Kaji dan catat respon pasien dan efek obat.
3.) Identifikasi terjadinya pencetus, bila ada: frekuensi durasinya, intensitasnya dan
lokasi nyeri.
4.) Observasi gejala yang berhubungan, misalnya dispnea, mual, muntah, pusing,
palpitasi, keinginan berkemih.
5.) Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan atau lengan (khususnya pada sisi kiri).
6.) Letakkan pasien pada istirahat total selama episode angina.
7.) Tinggikan kepala tempat tidur bila pasien napas pendek.
8.) Pantau kecepatan/irama jantung.
9.) Pantau tanda vital tiap 5 menit selama serangan angina.
10.) Temani klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas.
11.) Pertahankan lingkungan yang nyaman, batasi pengunjung.
12.) Berikan makanan lunak, biarkan pasien istirahat selama 1 jam setelah makan
                                               FOKUS INTERVENSI
1.Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
Intervensi :
q  Kaji gambaran dan faktor-faktor yang memperburuk nyeri.
q  Letakkan klien pada istirahat total selama episode angina (24-30 jam pertama) dengan posisi semi fowler.
q  Observasi tanda vital tiap 5 menit setiap serangan angina.
q  Ciptakanlingkunan yang tenang, batasi pengunjung bila perlu.
q  Berikan makanan lembut dan biarkan klien istirahat 1 jam setelah makan.
q  Tinggal dengan klien yang mengalami nyeri atau tampak cemas.
q  Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi.
q  Kolaborasi pengobatan.
2.Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kurangnya curah jantung.
Intervensi :
q  Pertahankan tirah baring pada posisi yang nyaman.
q  Berikan periode istirahat adekuat, bantu dalam pemenuhan aktifitas perawatan diri sesuai indikasi.
q  Catat warna kulit dan kualittas nadi.
q  Tingkatkan katifitas klien secara teratur.
q  Pantau EKG dengan sering.
3.Ansietas berhubungan dengan rasa takut akan ancaman kematian yang tiba-tiba.
Intervensi :
q  Jelaskan semua prosedur tindakan.
q  Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut.
q  Dorong keluarga dan teman utnuk menganggap klien seperti sebelumnya.
q  Beritahu klien program medis yang telah dibuat untuk menurunkan/membatasi serangan akan datang dan meningkatkan stabilitas jantung.
q  Kolaborasi.
4.Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kodisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.
Intervensi :
q  Tekankan perlunya mencegah serangan angina.
q  Dorong untuk menghindari faktor/situasi yang sebagai pencetus episode angina.
q  Kaji pentingnya kontrol berat badan, menghentikan kebiasaan merokok, perubahan diet dan olah raga.
q  Tunjukkan/ dorong klien untuk memantau nadi sendiri selama aktifitas, hindari tegangan.
q  Diskusikan langkah yang diambil bila terjadi serangan angina.
q  Dorong klien untuk mengikuti program yang telah ditentukan.

d. evaluasi
 Hasil yang diharapkan :
 1. Bebas dari nyeri.
 2. Menunjukkan penurunan kecemasan
 a. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya.
 b. Mematuhi semua aturan medis.
 c. Mengetahui kapan harus meminta bantuan medis bila nyeri menetap atau sifatnya berubah.
 d. Menghindari tinggal sendiri saat terjadinya episode nyeri.
 3. Memahami cara mencegah komplikasi dan menunjukkan tanda-tanda bebas dari komplikasi
 a. Menjelaskan proses terjadinya angina
 b. Menjelaskan alasan tindakan pencegahan komplikasi
 c. EKG dan kadar enzim jantung normal
 d. Bebas dari tanda dan gejala infark miokardium akut
 4. Mematuhi program perawatan diri
 a. Menunjukkan pemahaman mengenai terapi farmakologi
 b. Kebiasaan sehari-hari mencerminkan penyesuaian gaya hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar