SATUAN
ACARA PENYULUHAN (SAP)
Topik : penyakit
kusta atau lepra
Waktu :
15 menit
Sasaran :
audiens
Tempat :
aula kampus yapenas21 maros
Hari/ tanggal :
-
Metode :
ceramah dan tanya jawab
Media :
laptop, spidol, kertas manila, sound sistem,.
TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Setelah
mengikuti kegiatan penyuluhan,mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang penyakit kusta meliputi pengertian, gejala, cara penularannya,
pegobatannya, dan pencegahannya
TUJUAN INTRUKSIONAL KHUSUS
mengikuti
Setelah kegiatan penyuluhan ini mahasiswa diharapkan mampu :
1.
Mendifinisikan penyakit kusta
2.
Menyebutkan gejala-gejala kusta
3.
Menjelaskan cara penularan penyakit kusta
4.
Menjelaskan cara pengobatan penyakit kusta
5.
Menjelaskan cara-cara pencegahan penyakit kusta
KEGIATAN PENYULUHAN
TAHAP
|
KEGIATAN
PEYULUHAN
|
KEGIATAN MAHASISWA
|
PENDAHULUAN
( 2 menit )
|
·
Memberi salam
·
Memperkenalakan diri
·
Menjelaskan tujuan penyuluhan
·
Menggali pengetahuan audiens tentang penyakit kusta
|
·
menjawab salam
·
memperhatikan
·
memperhatikan dan mencatat
·
memperhatikan dan menjawab
|
PENYAJIAN MATERI
( 8 menit )
|
Menjelaskan
dan menyebutkan tentang penyakit kusta yaitu :
- pengertian penyakit
kusta
- penyebab penyakit
kusta
- tanda –tanda dan
bahaya
Penyakit kusta
- cara pencegahan
penyakit kusta
|
Memperhatikan dan mencatat
|
PENUTUP
(5 menit)
|
·
memberi kesempatan kepada sasaran untuk menanyakan hal- hal yang belum
jelas.
·
Menjelaskan pertanyaan sasaran
·
Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
·
memberi salam dan terima kasih
|
·
bertanya
·
memperhatikan
·
memperhatikan penjelasan penyuluh
·
menjawab salam
|
DAFTAR REFERENSI
1. Ngatimin Rusli HM, Upaya Menciptakan Masyarakat Sehat di
Pedesaan, Disertasi
Pascasarjana, Ujung Pandang, 1987.
2. Ditjen PPM dan PLP, Buku Pedoman Pemberantasan Penyakit Kusta,
Jakarta,1996.
PENYAKIT KUSTA
1. Pengertian
Istilah kusta berasal dari bahasa
sansekerta, yakni kushtha berarti kumpulan
gejala-gejala
kulit secara umum. Penyakit kusta disebut juga Morbus Hansen, sesuai
dengan
nama yang menemukan kuman yaitu Dr. Gerhard Armauwer Hansen pada
tahun 1874 sehingga penyakit ini
disebut Morbus Hansen.
2. penyebab penyakit kusta
Penyakit
kusta disebabkan oleh kuman yang dimakan sebagai
microbakterium,
dimana microbacterium ini adalah kuman aerob, tidak membentuk spora, berbentuk
batang yang tidak mudah diwarnai namun jika diwarnai akan tahan terhadap
dekolorisasi oleh asam atau alkohol sehingga oleh karena itu dinamakan sebagai
basil “tahan asam”. Selain banyak membentuk safrifit, terdapat juga golongan
organism patogen (misalnya Microbacterium tubercolose, mycrobakterium leprae)
yang menyebabkan penyakit menahun dengan menimbulkan lesi jenis granuloma
infeksion.
3.
faktor – faktor yang memperburuk
penyakit kusta
a. Dengan
segera mencari pertolongan pengobatan.
b.
Mengulur-ulur waktu karena ketidaktahuan atau malu bahwa ia atau keluarganya menderita
penyakit kusta.
c. Menyembunyikan
(mengasingkan) diri dari masyarakat sekelilingnya, termasuk keluarganya.
d. Oleh
karena berbagai masalah, pada akhirnya si penderita bersifat masa bodoh terhadap
penyakitnya.
4. Tanda-tanda Penyakit
Kusta
Tanda-tanda
penyakit kusta bermacam-macam, tergantung dari tingkat atau
tipe dari
penyakit tersebut. Di dalam tulisan ini hanya akan disajikan tanda-tanda
secara
umum tidak terlampau mendetail, agar dikenal oleh masyarakat awam, yaitu:
·
Adanya bercak tipis seperti panu pada
badan/tubuh manusia
·
Pada bercak putih ini pertamanya hanya
sedikit, tetapi lama-lama semakin melebar dan banyak.
·
Adanya pelebaran syaraf terutama pada
syaraf ulnaris, medianus, aulicularismagnus seryta peroneus. Kelenjar keringat
kurang kerja sehingga kulit menjadi tipis dan mengkilat.
·
Adanya bintil-bintil kemerahan
(leproma, nodul) yarig tersebar pada kulit
·
Alis rambut rontok
·
Muka berbenjol-benjol dan tegang yang
disebut facies leomina (muka singa)
Gejala-gejala
umum pada lepra, reaksi :
·
Panas dari derajat yang rendah sampai
dengan menggigil.
·
Anoreksia.
·
Nausea, kadang-kadang disertai
vomitus.
·
Cephalgia.
·
Kadang-kadang disertai iritasi,
Orchitis dan Pleuritis.
·
Kadang-kadang disertai dengan
Nephrosia, Nepritis dan hepatospleenomegali.
·
Neuritis.
5. akibat yang dapat terjadi bila lepra tidak
diatasi
1.
Masalah terhadap diri penderita kusta
Pada
umumnya penderita kusta merasa rendah diri, merasa tekan batin, takut
terhadap
penyakitnya dan terjadinya kecacatan, takut mengahadapi keluarga dan masyarakat
karena sikap penerimaan mereka yang kurang wajar. Segan berobat karena malu,
apatis, karena kecacatan tidak dapat mandiri sehingga beban bagi orang lain
(jadi pengemis, gelandangan dsb).
2.
Masalah Terhadap Keluarga.
Keluarga
menjadi panik, berubah mencari pertolongan termasuk dukun dan
pengobatan
tradisional, keluarga merasa takut diasingkan oleh masyarat
disekitarnya,
berusaha menyembunyikan penderita agar tidak diketahui
masyarakat
disekitarnya, dan mengasingkan penderita dari keluarga karena takut ketularan.
3.
Masalah Terhadap Masyarakat.
Pada
umumnya masyarakat mengenal penyakit kusta dari tradisi kebudayaan dan agama,
sehingga pendapat tentang kusta merupakan penyakit yang sangat
menular,
tidak dapat diobati, penyakit keturunan, kutukan Tuhan, najis dan
menyebabkan
kecacatan. Sebagai akibat kurangnya pengetahuan/informasi
tentang
penyakit kusta, maka penderita sulit untuk diterima di tengah-terigah
masyarakat,
masyarakat menjauhi keluarga dari perideita, merasa takut dan
menyingkirkannya.
Masyarakat mendorong agar penderita dan keluarganya
diasingkan.
6. cara pencegahan penyakit kusta
1. Mencegah kontak dengan kulit penderita
2. Melakukan vaksinasi
3. Meningkatkan sistem imun dengan melakukan hidup sehat
4. Meningkatkan kebersihan pribadi
5. Diagnosis dan pengobatan yang segera
6. Biarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah sebab bakteri kusta akan mati pada suhu yang panas, serta hindari ruangan yang lembab.
7. Tidak memakai air kotor untuk mandi
8. Tidak memakai pakaian–pakaian bekas yang tidak jelas asalnnya (baju-baju bekas di pasar bekas seperti Pasar Tungging di Banjarmasin)
9. Menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
1. Mencegah kontak dengan kulit penderita
2. Melakukan vaksinasi
3. Meningkatkan sistem imun dengan melakukan hidup sehat
4. Meningkatkan kebersihan pribadi
5. Diagnosis dan pengobatan yang segera
6. Biarkan sinar matahari masuk ke dalam rumah sebab bakteri kusta akan mati pada suhu yang panas, serta hindari ruangan yang lembab.
7. Tidak memakai air kotor untuk mandi
8. Tidak memakai pakaian–pakaian bekas yang tidak jelas asalnnya (baju-baju bekas di pasar bekas seperti Pasar Tungging di Banjarmasin)
9. Menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan
7.prinsip – prinsip perawatan lepra di rumah
a. perawatan mata
perawatan
mata yang tidak tertutup rapat bertujuan untuk melindungi mata yang tidak
tertutup rapat dari angin, debu, dan dari sinar matahari untuk mencegah mata
kemerahan dan kebutaan
b. perawatan jari kaki yang
bengkok
perawatan
jari kaki yang bengkok bertujuan untuk menghindari jari – jari kaik dan sendi
dari kekakuan dan mempermudah operasi untuk meluruskan jari dan sendi dan sendi
kaki bila diperlukan.
c. perawatan kaki yang
sumper
perawatan
kaki yang sumper yaitu kaki yang dibiarkan tergantung.
d. perawatan luka borok
(ulkus)
perawatan
luka borok (ulkus) dsebabkan kerena menginjak benda tajam, panas, dan ada memar
yang tidak di hiraukan karena penderita tidak merasa sakit
8. Pengobatan
Obat-obat yang dapat digunakan untuk penyakit kusta:
1. Rifampicin :Dapat membunuh bakteri kusta dengan menghambat perkembangbiakan bakteri. Dosis 600mg.
2. Diaminodiphenylsulfone :Mencegah resistansi bakteri terhadap obat (Dapsone) (dikombinasikan dengan obat lain).
3. Clofazimine (CLF) :Menghambat pertumbuhan dan menekan efek bakteri yang perlahan pada Mycobacterium Leprae dengan berikatan pada DNA bakteri
4. Ofloxacin :Synthetic Fluoroquinolone, beraksi menyerupai penghambat bacterial DNA gyrase.
5. Minocycline :Semisynthetic Tetracycline, menghambat sintesisprotein pada bakteri
Berbagi macam terapi pengobatan penyakit kusta antara lain :
1. Pada awalnya hanya digunakan satu obat dapson untuk pengobatan penyakit kusta, pengobatan ini disebut juga pengobatan monoterapi tapi kemudian hal ini menyebabkan bakteri kusta menjadi kebal sehingga pemakaian dihentikan.
2. Untuk pengobatan penyakit kusta dapat juga digunakan metode kombinasi antara obat dopson, rifamfisin, dan klofazimin. Pengobatan dengan multi obat ini cukup berhasil hanya saja diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari penderita untuk terus-menerus meminumnya. Pengobatan multiobat ini disebut juga MULTI DRUGS TREATMENT (MDT).
Obat-obat yang dapat digunakan untuk penyakit kusta:
1. Rifampicin :Dapat membunuh bakteri kusta dengan menghambat perkembangbiakan bakteri. Dosis 600mg.
2. Diaminodiphenylsulfone :Mencegah resistansi bakteri terhadap obat (Dapsone) (dikombinasikan dengan obat lain).
3. Clofazimine (CLF) :Menghambat pertumbuhan dan menekan efek bakteri yang perlahan pada Mycobacterium Leprae dengan berikatan pada DNA bakteri
4. Ofloxacin :Synthetic Fluoroquinolone, beraksi menyerupai penghambat bacterial DNA gyrase.
5. Minocycline :Semisynthetic Tetracycline, menghambat sintesisprotein pada bakteri
Berbagi macam terapi pengobatan penyakit kusta antara lain :
1. Pada awalnya hanya digunakan satu obat dapson untuk pengobatan penyakit kusta, pengobatan ini disebut juga pengobatan monoterapi tapi kemudian hal ini menyebabkan bakteri kusta menjadi kebal sehingga pemakaian dihentikan.
2. Untuk pengobatan penyakit kusta dapat juga digunakan metode kombinasi antara obat dopson, rifamfisin, dan klofazimin. Pengobatan dengan multi obat ini cukup berhasil hanya saja diperlukan ketekunan dan kedisiplinan dari penderita untuk terus-menerus meminumnya. Pengobatan multiobat ini disebut juga MULTI DRUGS TREATMENT (MDT).
thanks atas infonya, ditunggu artikel yang lainnya
BalasHapushttp://obatnyapenyakit.com/obat-alami-penyakit-kusta/