Minggu, 24 Juni 2012

CA. (KANKER) RONGGA MULUT


CARSINOMA RONGGA MULUT
1.pengertian
 Ca rongga mulut adalah tumor ganas dalam rongga mulut yang tumbuh secara cepat dan menginvasi jaringan sekitar, berkembang sampai daerah endontel, dan dapat bermetastasis ke bagian tubuh yang lain dan sering asimtomatik pada tahap awal.
 Kira-kira kanker rongga mulut merupakan 5% dari semua keganasan yang terjadi pada kaum pria dan 2% pada kaum wanita (Lynch,1994). Telah dilaporkan bahwa kanker rongga mulut merupakan kanker utama di India khususnya di Kerala dimana insiden rata-rata dilaporkan paling tinggi, sekitar 20% dari seluruh kanker (Balaram dan Meenattoor,1996).
 Walaupun ada perkembangan dalam mendiagnosa dan terapi, keabnormalan dan kematian yang diakibatkan kanker mulut masih tinggi dan sudah lama merupakan masalah didunia. Beberapa alasan yang dikemukakan untuk ini adalah terutama karena kurangnya deteksi r dan metastase nodus limfe servikal (Lynch,1994; Balaram dan Meenattoor,1996).
 hampir semua penderita kanker rongga mulut ditemukan dalam stadium yang sudah lanjut, yang biasanya sudah terdapat selama berbulan-bulan atau bahkan lebih lama (Lynch,1994). Akibatnya prognosa dari kanker rongga mulut relatif buruk, suatu kenyataan yang menyedihkan dimana seringkali prognosa ini diakibatkan oleh diagnosa dan perawatan yang terlambat
     Tempat – Tempat Terjadinya Kanker Pada Mulut Sebagai Berikut
@ Kanker pada lidah
Hampir 80% kanker lidah terletak pada 2/3 lidah anterior lidah (umunya pada tepi lateral dan bawah lidah) dan dalam jumlah sedikit pada posteror lidah (daftar 1992 Tambunan 1993 Pinborg 1986) gejala pada penderita tergantung pada lokasi kanker tersebut bila terletak pada bagian 2/3 anterior lidah biasanya timbul suatu massa yang sering kali terasa tidak sakit bila timbul pada seprtiga posterior kanker tersebut selalu tidak di ketahui oleh penderita dan rasa sakit yang di alami yang biasanya di hubungkan dengan rasa sakit tenggorokan. Kanker yang terletak 2/3 anterior lidah lebih dapat di deteksi dini dari pada yang terletak pada 1/3 posterior
@ Kanker pada bibir
Kanker bibir selalu di hubungkan dengan orang – orang yang memilki aktifitas di luar seperti nelayan dan petani. Sinar matahari mungkin terlibat dalam faktor terjadinya kanker bibir. Umumnya lebih banyak terjadi pada bibir bawah dari pada bibir atas (daftar 1992 Pinborg 1986 smith 1989). pada awal pertumbuhan lesi dapat berupa modul kecil atau ulkus yang tidak sembuh sembuh deteksi tumor pada keadaa ini memberikan kesempatan untuk menemukan karsinoma dini.
@ Kanker dasar mulut
Kanker dasar mulut biasanya di hubungkan dengan penggunaan alkohol dan tembakau.pada awalnya mungkin tidak menimbulkan gejala. Bila lesi berkembang pasien akan mengeluhkan adanya gumpalan dalam mulut atau perasaan tidak nyaman (Pinborg 1986 Daftari 1982)

@ Kanker pada mukosa pipi
Di negara yang sedang berkambang kanker pada mukosa pipi di hubungkan dengan kebiasaan mengunyah campuran pinang, daun sirih, kapur dan tembakau. Hal tersebut berkontak dengan mukosa pipi kiri dan kanan selama beberapa jam
@ Kanker pada palatum
Pada daerah yang masyarakatnya mempunyai kebiasaan menghisap rokok secara terbali kanker pada palatum merupakan kanker rongga mulut yang umum terjadi dari semua kanker rongga mulut. Perubahan yang terjadi pada mukosa mulut yang di hubungkan dengan menghisap rokok secara terbalik adalah adanya ulser, erosi,daerah modul dan bercak (reddy dkk 1974)
2. ETIOLOGI
 Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan tumor :
 Secara garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat dikelompokkan atas :
 1. Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis dari restorasi, gigi-gigi karies/akar gigi, gigi palsu.
 2. Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara penggunaannya, tembakau, agen fisik, radiasu ionisasi, virus, sinar matahari, trauma yang kronik.
 3. Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetic.
 Kanker mulut biasa juga terjadi karena kekurangan vitamin C, kurangnya penjaggan pada mulut sehingga mulut menjadi kotor.
3. MANIFESTASI KLINIK
      Banyak kanker oral tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Keluhan pasien yang paling sering adalah luka yang tidak nyeri atau massa yang tidak sembuh.Luka terjadi pada gusi atau sariawan dalam jangka waktu yang panjang yakni lebih dari satu minggu sampai satu bulan,luka yang awalnya seperti sariawan biasa ini,lama-kelamaan akan menggerogoti seluruh jaringan dalam mulut dan hingga lidah .Dan akibatnya membuat mulut dan rongga mulut menjadi kebal dan tidak mampu merasakan apapun. Lesi khas pada kanker oral adalah ulkus keras dan tepi menonjol. Adanya ulkus pada rongga mulut yang tidak sembuh dalam 2 minggu harus diperiksa dengan Biopsi. Bila kanker berlanjut, pasien dapat mengeluh nyeri tekan sulit mengunyah, menelan, atau bicara, batuk disertai sputum mengandung darah atau pembesaran nodus limfe servikal.
Meskipun resiko tergolong kecil, namun para ilmuwan menemukan bukti kuat bahwa seks oral dapat memicu timbulnya kanker mulut. Para peneliti sebenarnya sudah lama mencurigai infeksi penyakit seksual menular selain mengakibatkan kanker mulut rahim juga berkaitan kanker  rongga mulut. Kanker rongga mulut umumnya berbau dan berbentuk khas.pada mulanya hanya menyerang sebagian bibir pasien.
      Pada tubuh penderita kanker rongga mulut human papilloma virus (HPV) yang di kenal sebagai HPV 16 yang dapat memicu timbulnya kanker
Umumnya kanker rongga mulut tahap dini tidak menimbulkan gajala diameter kurang dari 2 cm kebanyakan berwarna merah dengan atau tampa di sertai komponen putih licin halus dan memperlihatkan elevasi yang minimal (linch 1994) sering kali awal dari kaganasan di tandai oleh adanya ulkus apabila terdapt ulkus yang tidak sembuh sembuh maka keadaan ini sudah dapat di curigai sebagai proses keganasan.tanda – tanda lain dari ulkus proses keganasan meliputi ulkus yang tidak sakit tepi bergulung lebih yinggi dari sekitarnya dan indorasi (lebih keras) dasarnya dapat berbintil bintil dan mengelupas.
Berikut ini merupakan tanda – tanda yang harus di waspadai terhadap kemungkinan adanya kanker mulut yang baru mulai terjadi atau dalam tahap lanjut (bolden 1982);
1. Bercak putih,bersisik
2. Bintik pigmen yang tiba – tiba ukurannya membesar
3. Ulser yang tidak sembuh – sembuh
4. Gusi bengkak dan berdarah
5. Gigi yang tanggal secara tiba – tiba tanpa adanya riwayat trauma pendarahan
6. Parastesi, anastesi dan mati rasa di rongga mulut
7. Sakit sewaktu menggerakkan rahang
8. Luka pencabutan yang tidak sembuh – sembuh 
4. PATOFISIOLOGI
 Sel kanker muncul setelah terjadi mutasi-mutasi pada sel normal yang disebabkan oleh zat-zat karsinogenm tadi. zat karsinogen dari asap rokok tersebut memicu terjadinya Karsinogenesis (transformasi sel normal menjadi sel kanker). Karsinogenesisnya terbagi menjadi 3 tahap :
 • Tahap pertama merupakan Inisiaasi yatu kontak pertama sel normal dengan zat Karsinogen yang memancing sel normal tersebut menjadi ganas.
 • Tahap kedua yaitu Promosi, sel yang terpancing tersebut membentuk klon melalui pembelahan(poliferasi).
 • tahap terakhir yaitu Progresi, sel yang telah mengalami poliferasi mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG                                                
 a. Sitologi mulut.
 Sitologi mulut merupakan suatu teknik yang sederhana dan efektif untuk mendeteksi dini lesi-lesi mulut yang mencurigakan. Secara defenisi, pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu pemeriksaan mikroskopik gel-gel yang dikerok/dikikis dari permukaan suatu lesi didalam mulut (Coleman dan Nelson,1993). Untuk aplikasi klinisnya, seorang dokter gigi harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kapan pemeriksaan ini dilakukan dan kapan tidak dilakukan, peralatan yang digunakan, prosedur kerja, data klinis yang disertakan sampai pengirimannya ke bagian Patologi anatomi.
 b. Biopsi
 Jika hasil pemeriksaan sitologi meragukan, segera lakukan biopsi. Biopsi merupakan pengambilan spesimen baik total maupun sebagian untuk pemeriksaan mikroskopis dan diagnosis. Cara ini merupakan cara yang penting dan dapat dipercaya untuk menegakkan diagnosa defenitif dari lesi-lesi mulut yang dicurigai.
 Teknik biopsi memerlukan bagian dari lesi yang mewakili dan tepi jaringan yang normal. Biopsi dapat dilakukan dengan cara insisional atau eksisional. Biopsi insisional dipilih apabila lesi permukaan besar (lebih dari 1 cm) dan biopsi eksisional yaitu insisi secara intoto dilakukan apabila lesi kecil.
6. PENATALAKSANAAN
 1. Tindakan Bedah
 Terapi umum untuk kanker rongga mulut adalah bedah untuk mengangkat sel-sel kanker hingga jaringan mulut dan leher.
 2. Terapi Radiasi
 Terapi radiasi atau radioterapi jenis terapi kecil untuk pasien yang tidak di bedah. Terapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dan menyusutkan tumor. Terapi juga dilakukan post operasi untuk membunuh sisa-sisa sel kanker yang mungkin tertinggal didaerah tersebut.
 3. Kemoterapi
 Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker untuk membunuh sel kanker.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
Anamnasis
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada pasien, dokter gigi sebaiknya melakukan anamnesi yang meliputi : keluhan pasien, keluhan – keluhan gigi sebelumnya, riwayat medis umum yang lalu dan sekarang, gaya hidup,dan kebiasaan, riwayat keluarga, status sosio ekonomi dan pekerjaan (Bolden,1982).Sambil melakukan anamnese dokterr gigi dapat juga melihat keadaan ekstra oral pasien, dan seperti bibir dan asimetri wajah.

Pemeriksaan klinis
Pada pemeriksaan klinis dokter gigi boleh memiliki tekhnik yang berbeda antara pemeriksa yang satu dengan yang lainya, tetapi prinsip dasarnya adalah sama. Setiap pasien berhak maendapat pemeriksaanyang lengkap dari jaringan mulut. Pemeriksaan ini meliputi
1.    Perubahan warna apakah muosa mulut berwarna abnormal misalna putih merah
2.    Konsistensi, apakah jaringan keras, kenyal, lunak
3.    Kontur apakah permukaan mukosa kasar,ulsera, asimetris atau pembengkakan
4.    Temperatur
5.    Fungsi apakah pasien dappat membuka mulut dengan sempurna.        

A. Pengkajian
            Dengan mendapatkan riwayat kesehatan memungkinkan perawat menentukan kebutuhan penyuluhan dan pembelajaran pasien mengenai higiene oral prefentif, serta untuk mengidentifikasi gejala yang memelukanevaluasi medis
Riwayat mencakup pertanyaan tentang:
1.    Memar dan rutinitas clossing
2.    frkwensi kunjungan dokter gigi
3.    kesadaran akan adanya lesi atau area iritasi pada mulu, lidah atau tengorok.
4.    kebutuhan menggunakan gigi palsu dan lempeng parsiel
5.    riwayat baru sakit tenggorok atau sputum berdarah
6.    katidak nyamanan yang disebabkan oleh makanan tertentu
7.    masukan makanan setiap hari
8.    penggunaan alkohol, tembakau, termasuk mengunyah tembakau

Bibir. Pemeriksaan mulai dengan inspeksi terhadap bibi untuk kelembaban, hidrasi, warna tekstur, simetrisitas dan adanya ulserasi atau fisura.Bibir harus lembab, merah muda, lembut, dan imetris.
Gusi. Gusi diinspeksi terhadap inflamasi, perdarahan, retraksi dan perubahan warna lidah, lidah dorsal atau punggung diinspeksi untuk tekstur warna dan lesi.Inspeksi selanjutnya terhadap permukaan ventral lidah dan dasar mulut diselesaikan dengan meminta pasien menyentuh atap mulut dengan ujung lidah. Adanya lesi ada mukosa atau adanya abnormalitas yang melibatkan fenulum atau vena superfisial pada permukaan bawah lidah terlihat. Ini adalah area untuk kanker oral yang terlihat sebagai flak putih atau merah, ulkus keras atau pertumbuhan kutil.Spatel lidah digunakan untuk menekan lidah guna mendapatkan fisualisasi adekuat terhada faring.ala ini ditekan dengan kuat diantara titik tengah lidah. Penempatan yang tepat menghindari respon gag dan meminimalkan keenganan pasyen terhadap pemeriksaan oral selanjutnya. Pasien diberitahu untuk mendongakkan kepala kebelakang, membuka mulut lebar, mengambil nafas dalam dan mengatakan “A”.Hal ini akan mendatarkan lidah posterior dan nampak dari anterior dan posterior tonsil, ovula, dan faring posterior struktur ini diinspeksi terhadap warna simetrisitas dan bukti eksudat, ulserasi (pembesaran) normalnya ovuia dan alatum naik secara simetris dengan inspirasi dalam.


B. Diagnosa keperawaran
Berdasarkan data pengkajian ,diagnosa keperawatan yang  dapat diangkat sebagai berikut:
1.      perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh yang behubungan dengan ketidak mampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral atau gigi
2.      nyeri yang berhubungan dengan lesi atau pengobatan
3.      kurang pengatahuan tentang proses panyakit dan rencana pengoatan
4.      gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan fisik pada penampilan yang diakibatkan oleh kondisi penyakit.
5.      gangguan aktifitas dan istrahat tidur berhubungan dengan penyakit dan pengobatan
6.      resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan penyakit atau pengobatan
C. Intervensi
Diagnosa 1: perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d masuknya          nutrisi yang  tidak adekuat.                        

INTERVENSI
RASIONAL
1.    Pantau masukan harian dengan jumlah kalori

2.    berkian makanan yang lunak dan hindari makanan yang dapat mengiritasi


3.    berikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering




4.    buat pilihan menu yang ada dan makan klien untuk mengontrol pilihan sebanyak mungkin

5.    kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian makanan sesuai kebutuhan pasien
6.    kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat maupun vitamin

1.        memberi informasi tentang kebutuhan pemasukan nutrisi
2.        makanan yang lunak dapat memudahkan pasien proses mengunyah, menelan dan mempermudah proses absorbsi
3.        memberi kesempatan pada lambung untuk mengabsorpsi makanan sehingga lambung tidak penuh tetapi kebutuhan terpenuhi
4.        pasien yang meningkat kepercayaan dirinya dan merasa mengontrol dirinya lebih suka menyediakan makanan untuk makan
5.        berguna dalam membuat da program diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
6.        pemberian obat dan vitamin dapat membentu proses penyembuhan

Dagnosa 2: nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa dalam mulut
  
INTERVENSI
RASIONAL
1.       Pantau karakteristik nyeri dengan skala 0 – 10 catat lokasi dan karakteristiknya


2.       anjurkan pasien untuk menghindari makanan yang pedas, panas,keras.
3.       Memberi penjelasan tentang perawatan mulut

4.       kolaborasi pemberian obat  analgetik seperti lidokain kental (xylocain viscos 2 %)
1.                  Untuk membantu mengidentifikas penyebab nyeri dan memberikan intervensi yang tepat
2.                  Mengurangi resiko infeksi dan rasa nyeri

3.                  Pasien mengetahui pentingnya menjaga kebersihan mulut
4.                  Pemberian obat lidokain dapat mengurangi rasa nyeri















Diagnosa 3: Kurangnya pengetahuan  behubungan dengan kurangnya
                       Informasi
INTERVENSI
RASIONAL
1.    Kaji persepsi pasien tentang proses penyakitnya

2.    Berikan informasi mengenai penyakit, proses keperawatan penyebab dan pengobatannya


3.    Anjurkan untuk mengubah pola hidup yang tidak sehat





4.    berikan informasi tertulis untuk pasien atau orang terdekat

1.    membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu
2.    Pasien mengerti akan kondisinya sehingga pasien dapat menghindari makanan atau pela hidup salah yang menebabka timbulnya penyakit
3.    Agar pasien dapat mengurangi penyebab penyakit dan memotifasi klien agar mengubah gaya hidu sehingga dapat mempermudah proses penyembuhan
4.    membantu sebagai pengingat dan penguat belajar









Diagnosa 4. Ansietas berhubungan dengan tindakan pengobatan dan proses penyakitnya
                    
INTERVENSI
RASIONAL
1.    Evaluasi tingkat ansietas




2.    Catat petunjuk perilaku misalnya gelisah, marah dan sebagainya
3.    Berikan lingkungan tenang dan nyaman
4.    anjurkan keluarga atau orang terdekat untk memberikan perhatian

5.    buat hubungan terapeutik perawat atau asien

1.      Untuk mengetahui tingkat kecemasan sehingga mempermudah dalam menentukan intervensi yang tepat
2.      Sebagai indikator untuk mengetahui tingkat stres klien
3.      Mengurangi ttingkat stress pada klien
4.      Tindakan dukungan dari keluarga atau orang terdekat dapat membantu mengurangi stress klien
5.      dalam hubungan ini membantu pasien untuk dapat mulai  mempercayai unutk  memperbaharui dan perilaku yang baru


 






Diagnosa  5. Aktifitas dan istrahat berhubungan dengan nyeri  pada mukosa mulut
Intervensi
Rasional
  1. kaji pola tidur klien


  1. ciptakan lingkungan yang tenang

  1. atur posisi yang nyaman bagi klien
  1. untuk mengetahui dan menentukan intervensi yang tepat
  2. lingkungan yang tenang membuat klien nyaman sehingga bisa beristrahat
  3. posisi yang nyaman membuat klien dapat beristrahat

DX. Resiko infeksi berhubungan dengan pengobatan CA rongga mulut
Intervensi
Rasional
  1. Catat faktor resiko infeksi individu
  2. evaluasi hasil laboratorium


  1. lakukan teknik aseptik perlu bila mengganti balutan


  1. anjurkan untuk membatasi pengunjung yang dapat menularkan virus karena sistem imun klien menurun
  2. kolaborasi pemberian antibiotik
  1. untuk menentukan intervensi yang tepat
  2. untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebab infeksi
  3. mencegah atau menghambat perkembangannya bakteri sehingga resiko terkontaminasi berkurang
  4. mengurangi resiko interfeksi pada klien akibat penularan organisme

  1. pemberian antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi








2 komentar:

  1. kritik dan saran saudara membantu admin untuk memperbaiki dalam membuat blog

    BalasHapus
  2. referensinya apa ya?mohon bantuan

    BalasHapus